HADITS - HADITS yang MENERANGKAN
tentang PERILAKU
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah “HADITS TARBAWY”
Dosen Pembimbing:
Bisri Mustofa M.Ag
Disusun Oleh:
Rahmad Nur Wahid
Siti Nur Azizah
SEMESTER 4B, FAKULTAS TARBIYAH,
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
“MIFTAHUL ‘ULA”
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
MARET, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan Islam Adalah
pondasi Awal untuk kita pelajari dalam kehidupan kita, dalam rangka
membangun Jiwa yang haqiqi di dalam kehidupan di dunia, tidak lain hanyalah
pendidukan yang bisa yang bisa menghiasi manusia dengan aneka
keindahan. Karnanya kita penting memahami pendidikan itu.
Pendidikan
sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek
rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena
kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan
melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut.
.B. Rumusan masalah
1. Sebutkan Hadits yang Berkenaan dengan Perilaku beserta
penjelasanya ?
C. Tujuan
Agar mengetahui dasar-dasar dari
beberapa hadits mengenai Perilaku Manusia baik secara lafdziyah maupun
secara maknawiyah yang di lengkapi dengan penjelasan.
BAB II
PEMBAHASAN
الحــديث
التـاسع
HADITS KESEMBILAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ
: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ
كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
نـَهَيْتُكم : (Aku) larang kalian
|
اجتنبوا : Mereka menghindari- nya
|
أَمَرْتُكُم :
(Aku) perintahkan kalian
|
أَهْلَكَ : Menghancurkan
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari Abu
Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya
mendengar Rasulullah e
bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang
aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka
(yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.
Wajibnya
menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah e.
2.
Siapa yang
tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia
hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu
laksanakan.
3.
Allah tidak
akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4.
Perkara yang
mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5.
Menolak
keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6.
Larangan untuk
saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7.
Wajib mengikuti
Rasulullah e,
ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8.
Al Hafiz
berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan
perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat
tersebut belum dibutuhkan.
Tema hadits dan
ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah
2. Bertakwa sebatas kemampuan
3. Berdebat yang tak berguna dan
bertikai, sumber kehancuran
الحـديث العاشر
HADITS KESEPULUH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا
صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ
يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ
رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ
وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات
يقبل : Menerima
|
يطيل
: Panjang / jauh
|
أشعث : Kumal
|
أغبر : Berdebu / dekil
|
يَمُدّ :
Memanjangkan/ mengangkat
|
فأَنَّى :
Maka dari mana/ bagaimana
|
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah e
bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang
baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia
memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah
yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai
orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan
kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan
jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit
seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang
haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1.
Dalam hadits
diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan
cela.
2.
Allah ta’ala
tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan
barang haram tidak akan diterima.
3.
Sesuatu yang
disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4.
Berlarut-larut
dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5.
Orang yang
maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah
kehendaki.
6.
Makan barang
haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.
Anjuran untuk
berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang
haram.
8.
Seorang hamba
akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya
diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9.
Doa orang yang
sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a
: Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam
keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam
berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan
pakaian yang halal.
Tema hadits dan
ayat yang terkait :
1. Mempersembahkan yang terbaik kepada
Allah
2. Mengkonsumsi yang halal
3. Meratap dalam berdo’a
الحـديث الثالث عشر
HADITS KETIGA BELAS
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري
ومسلم]
Kosa
kata / مفردات :
يحب : Mencintai
|
(لـ)نفس(ـه) : (untuk) diri-(nya)
|
Terjemah
hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah
e
dari Rasulullah e,
beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Seorang mu’min
dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya
maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2.
Menjauhkan
perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan
kesempurnaan iman.
3.
Iman dapat
bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan.
4.
Anjuran untuk
menyatukan hati.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Menyakiti
saudara sama dengan menyakiti diri sendiri
2.
Ukhuwwah
Islamiah
الحديث الخامس
عشر
HADITS KELIMA BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ . [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
(لـِ)يَصْمُتْ : (hendaklah) dia diam
|
يُكْرِم : memuliakan
|
جار(ه) :
tetangga-(nya)
|
ضَيْفَـ(هُ) : tamu-(nya)
|
Terjemah hadits / ترجمة الحديث
:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah e
bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Pelajaran
:
1.
Iman terkait
langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2.
Islam
menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang
dikalangan individu masyarakat muslim.
3.
Termasuk kesempurnaan
iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4.
Berlebih-lebihan
dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan
merupakan jalan keselamatan.
5.
Islam sangat
menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah
perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6.
Tidak
memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret
kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7.
Termasuk
kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta
tidak menyakitinya.
8.
Wajib berbicara
saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar
ma’ruf nahi munkar.
9.
Memuliakan tamu
termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat
Islam.
10. Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Tema hadits :
1. Iman dan pengaruhnya dalam
prilaku keseharian
2. Menjaga perkataan
3. Hubungan baik dengan tetangga
4. Sikap mulia terhadap tamu
الحـديث السادس
عشر
HADITS KEENAM BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Kosa kata / مفردات :
أَوْصِـ(نِي) : nasihatilah
(saya)
|
لا : Jangan
|
ردّد : mengulanginya
|
|
تغضب : (engkau) marah
|
مراراً : berkali-kali
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya. Beliau bersabda :
Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda
: Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi )
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Anjuran bagi
setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan
kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang
baik.
2.
Larangan marah.
3.
Dianjurkan
untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan
kedudukannya.
Tema hadits / موضوعات الحديث :
1.
Meninggalkan
sifat pemarah
الحــديث السابع
عشر
HADITS KETUJUH BELAS
عَنْ
أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ
ذَبِيْحَتَهُ . [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات :
الإحسان : berlaku
baik
|
قتلـ(ـتم) : (kalian) membunuh
|
القتلة : cara
membunuh
|
ذبحـ(ـتم) : (kalian)
menyembelih
|
الذبحة : cara
menyembelih
|
يحد : mengasah/
menajamkan
|
شفرتـ(ـه) : pisau- (nya) /
alat
|
يرح : senangilah
|
menyembelih
|
ذبيحتـ(ـه): hewan sembelihan(nya)
|
Terjemah hadits / ترحمة الحديث :
Dari
Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas
segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut.
Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian
mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Syariat Islam
menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah
hewan.
2.
Tidak boleh
menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh
menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.
3.
Termasuk ihsan
juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak
boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat
menyembelihnya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.Profesionalisme
2.Berbuat baik hingga kepada seluruh
makhluk (ihsan)
الحــديث الثامن عشر
HADITS KEDELAPAN BELAS
عَنْ
أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
[رواه الترمذي وقال حديث حسن
وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Kosa
kata / مفردات :
اتَّقِ
(الله)
: Bertakwalah (kepada
|
حيثما : Dimana saja
|
Allah)
|
السيئة
: keburukan
|
أتبع
: Ikutialh
|
خالق
: pergaulilah
|
تمحـ(ها) :
menghapus-(nya)
|
(بـ)خُلُق : (dengan) akhlak
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Zar,
Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma
dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu
berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah
manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Tirmidzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan
dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Takwa kepada
Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal
shaleh.
2.
Bersegera
melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan
menghapus keburukan.
3.
Bersungguh-sungguh
menghias diri dengan akhlak mulia.
4.
Menjaga
pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di
dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan
waktu
2. Akhlak mulia
الحـديث الخامس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH LIMA
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم
قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ
أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ
كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ
قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ
تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ
صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً
وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا
شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا
فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ
كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات :
الدثور bentuk jamak dari دثر
: harta
|
الأجور : jamak dari الأجر :
pahala
|
yang banyak
|
وزر : dosa
|
فضول : sesuatu yang berlebih
|
بضع : kemaluan (maksudnya
adalah: jima’)
|
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari
Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari
shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam [1])
berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai
Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak,
mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan
mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat
melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda :
Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? :
Sesungguhnya setiap tashbih [2])
merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan
sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan
sedekah dan setiap kemaluan kalian[3])
merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala
seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda :
Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang
haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan
pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Sikap bijak
dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa
serta menenangkan perasaan.
2.
Para shahabat
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3.
Luasnya
keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi
hamba-Nya.
4.
Semua bentuk
zikir sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5.
Kebiasaan-kebiasaan
mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan
ibadah jika diiringi dengan niat saleh.
6.
Anjuran untuk meminta
sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan
dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7.
Didalam hadits
ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Tema hadits dan
ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan orang lain
2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas
3. Mencari yang halal dan menjauhkan
yang haram
4.Menggunakan sesuatu sesuai yang
telah ditetapkan
الحــديث السادس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH ENAM
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ
صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ
صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ
تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ،
وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى
عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
سلامَى : tulang pada
telapak
|
تعدل : berlaku adil,
mendamaikan
|
tangan dan
jari-jari (yang dimak-
|
ترفع : mengangkat
|
sud adalah
semua anggota tubuh)
|
خطوة : langkah
|
تعين : menolong
|
الأذى : gangguan, rintangan
|
متاعـ(ـه) : harta benda (nya)
|
تميط : menyingkirkan,
menghilangkna
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap
anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu
engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau
menolong seseorang yang berkendaraan
lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan
barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah
ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan
dari jalan adalah sedekah.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Bersyukur
kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
2.
Allah telah
menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap
ni’mat-Nya- setiap anggota badan untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala,
bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3.
Temasuk sedekah
adalah : Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru
seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.
4.
Jasad harus
dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah
melakukan perbuatan baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5.
Anjuran untuk
mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan kalimat yang baik,
berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat.
6.
Anjuran untuk
membersihkan sarana-sarana umum.
7.
Anjuran untuk
melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Menolong sesama manusia
2. Menjaga kepentingan bersama
3. Perkataan yang baik
الحـديث السابع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH TUJUH
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ
فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ
الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا
اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ
مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ
وَأَفْتَوْكَ "
[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد
حسن]
Kosa kata / مفردات :
البـر : Kebaikan
|
الإثـم : Dosa
|
حاك : Mengganggu
|
يطَّلِع : Diketahui,
diselidiki
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan
adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan
engkau tidak suka jika diketahui manusia
“ Riwayat Muslim. Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata :
Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk
menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau bersabda : Mintalah pendapat
dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa
adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam
dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.
(Hadits hasan
kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan
sanad yang hasan.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Tanda perbuatan
dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau hal itu
diketahui orang lain.
2.
Siapa yang
ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan hal tersebut pada
dirinya .
3.
Anjuran untuk
berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang sangat
besar.
4.
Hati seorang
mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan perbuatan
haram.
5.
Melihat
terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang
paling dekat dengan ketakwaan dan kewara’an dalam agama.
6.
Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam ketika
menyampaikan sesuatu kepada para shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi
mereka.
7.
Perhatian Islam
terhadap pendidikan sisi agama yang bersifat internal dalam hati orang beriman
dan meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Kebenaran melahirkan ketenangan
hati : 8 : 10, 13 : 28
2. Hati-hati dalam memberi fatwa : 17 : 36
3. Hati yang sehat sensitif terhadap
keburukan :
الحــديث التاسع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ،
أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ
: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ،
وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ
اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً،
وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ،
وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ
أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي
جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى
بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ
وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ
اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ
قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ
وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ :
يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ :
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ
النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ –
إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / مفردات :
يسير : Mudah
|
جُنَّة : Tameng, pelindung
|
تطفئ : Memadamkan
|
جوف
الليل : Pertengahan malam
|
تتجافى : jauh.
|
جنوبـ(هم) : jamak dari جنب
:
|
مضاجع jamak dari مضجع : tempat
|
Pinggang
|
berbaring, tempat tidur
|
عمود : tiang
|
ذروة : Puncak
|
سنام : Punuk onta
|
ملاك : kunci
semuanya
|
كُفَّ : Tahanlah
|
يكب :
Dimasukkan
|
مناخر(هم) : jamak dari منخر
:
|
حصائد : jamak dari حصيدة :
|
hidung
|
panen, buah, akibat
|
ألسنة jamak dari لسان :
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari
Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya
berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat
memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau
bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara
tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji.
Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda:
Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah
benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan
api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian
beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok
dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi
Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah
Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang
jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau
ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini
(dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan
dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini,
adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda
beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan
mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Perhatian
shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan mereka
ke syurga.
2.
Amal perbuatan
merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak
bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap kalian dengan
amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak
berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum menerimanya dengan
karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3.
Mentauhidkan
Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang kedalam
syurga.
4.
Shalat sunnah
setelah shalat fardhu merupakan sebab
kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
5.
Bahaya lisan
dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke
neraka karena ucapannya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Hakekat
keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka
2.
Allah memudahkan
setiap upaya kebaikan
3.
Qiyamullail
4.
Keutamaan Jihad
5.
Menjaga lisan
الحـديث الخامس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH LIMA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا
وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا
عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ
يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ
إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ
أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات :
تحاسدوا : (kalian) saling
dengki
|
تناجشوا : (kalian) saling menipu
|
تباغضوا : (kalian) saling membenci
|
تدابروا : (kalian) saling memu-tuskan hubungan
|
يبع
(يبيع) : menjual
|
يخذلـ(ـه) : Merendahkan-(nya)
|
يحقر(ه) : Menghina-(nya)
|
صدر(ه) : dada (nya)
|
بحسب : Cukup
|
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling
marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang
telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara. . Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia)
tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak
menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali-).
Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang
muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya “ (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
1.
Larangan untuk
saling dengki .
2.
Larangan untuk
berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3.
Diharamkan
untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan
dan hak-haknya karena Allah ta’ala.
4.
Islam bukan
hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan
muamalah.
5.
Hati merupakan
sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
6.
Taqwa merupakan
barometer keutamaan dan timbangan seseorang.
7.
Islam memerangi
semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat
Islam.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Menciptakan pergaulan
yang baik dan harmonis
2.
Realisasi
ukhuwah Islamiyah
3.
Barometer
kehidupan; Taqwa
4.
Dihormatinya hak
dan martabat seorang muslim
الحديث السابع والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH TUJUH
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم
فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ
الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ
هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
"
[رواه البخاري ومسلم في
صحيحهما بهذه الحروف]
Kosa
kata / مفردات :
بيَّـن : Menjelaskan
|
همَّ :
Menjelaskan
|
ضعف (أضعاف) : Kelipatan
|
سئية : Keburukan
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Abbas
radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia riwayatkan dari
Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan
kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin
melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat
disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan
kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan
hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia
berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya
satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya
Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.
(Riwayat
Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Pelajaran.
1.
Kasih sayang
Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya menyeluruh
sedang pemberian-Nya tidak terbatas.
2.
Sesungguhnya
apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa
menunaikannya.
3.
Allah tidak
menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika kemudian
dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.
4.
Seorang muslim
hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan
begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk
melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5.
Semakin besar
tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.
Tema hadits / موضوعات الحديث :
Anjuran berlomba-lomba untuk
kebaikan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Hadits ke 9 :
patuh kepada Rosululloh , bertaqwa sebatas kemampuan , bertikai sumber
kehancuran.
·
Hadits ke 10 :
mempersembahkan yang terbaik kepada Allah , mengkonsumsi yang halal , meratap
dalam do’a.
·
Hadits ke 13 :
menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri , ukhuwah islamiyah.
·
Hadits ke 15 :
iman dan pengaruhnya dalam perilaku seharian , menjaga perkataan , hubungan
baik dengan tetangga , sikap mulia terhadap tamu.
·
Hadits ke 16 :
meninggalkan sifat pemarah.
·
Hadits ke 17 :
profesionalisme , berbuat baik pada seluruh makhluk.
·
Hadits ke 18 :
taqwa bekal disetiap tempat dan waktu , akhlak mulia.
·
Hadits ke 25 :
iri terhadap kebaikan orang lain , mencari yang halal dan menjauhkan yang haram
, menggunakan sesuatu sesuai yang telah ditetapkan.
·
Hadits ke 26 :
menolong sesama manusia , menjaga kepentingan bersama , perkataan yang baik.
·
Hadits ke 27 :
kebenaran melahirkan kebenaran jiwa , hati-hati dalam memberi fatwa , hati yang
sehat sensitif terhadap keburukan.
·
Hadits ke 29 :
menjaga lisan.
·
Hadits ke 35 :
menciptakan pergaulan yang harmonis , realisasi ukhuwah islamiyah , takwa
barometer kehidupan , dihormatinya hak dan martabat seorang muslim.
·
Hadits ke 37 :
anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan.
B. Saran
Hadirnya makalah ini sangatlah
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharap keritik dan saran
dari semua pembaca makalah ini, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan ini, sehingga untuk selanjutnya kita bisa
memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rasyidin, MA. Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Filsafat
Pendidikan Islam. Ciputat pers: Jakarta: 2005.
Arif Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Ciputat Pers.Jakarta 2002.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ). Pustaka Setia, Jakarta : 1995.
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.Logos Wacana Ilmu.Jakarta : 2001.
Arif Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Ciputat Pers.Jakarta 2002.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ). Pustaka Setia, Jakarta : 1995.
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.Logos Wacana Ilmu.Jakarta : 2001.
H.R Imam Bukhori dan Muslim.
H.R Imam Bukhori dan Muslim.
Imam Bukhori.
Arbain Nawawi
0 komentar:
Posting Komentar