Jumat, 06 April 2012

hadits tarbawy mengenai perilaku



HADITS - HADITS yang MENERANGKAN tentang PERILAKU
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “HADITS TARBAWY”
Dosen Pembimbing:
Bisri Mustofa M.Ag
Disusun Oleh:
Rahmad Nur Wahid
Siti Nur Azizah


Description: D:\Gambar\LOGO\STAIM sip.JPG


SEMESTER 4B, FAKULTAS TARBIYAH, PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA”
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
MARET, 2012





BAB I
PENDAHULUAN

 A. Latar belakang
Pendidikan  Islam Adalah pondasi Awal untuk kita pelajari dalam kehidupan kita, dalam rangka  membangun Jiwa yang haqiqi di dalam kehidupan di dunia, tidak lain hanyalah pendidukan yang  bisa  yang bisa menghiasi manusia dengan aneka keindahan. Karnanya kita penting memahami pendidikan itu.
            Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut.

.B. Rumusan masalah
1.      Sebutkan Hadits yang Berkenaan dengan Perilaku beserta penjelasanya ?

C. Tujuan
Agar mengetahui dasar-dasar dari beberapa hadits mengenai Perilaku Manusia baik secara lafdziyah maupun secara  maknawiyah yang di lengkapi dengan penjelasan.

BAB II
PEMBAHASAN

الحــديث التـاسع

HADITS KESEMBILAN


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ .                    [رواه البخاري ومسلم]

Kosa kata / مفردات :
نـَهَيْتُكم : (Aku) larang kalian
اجتنبوا : Mereka menghindari- nya
أَمَرْتُكُم  : (Aku) perintahkan  kalian
أَهْلَكَ  : Menghancurkan

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
            Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah e bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.                                                     (Bukhori dan Muslim)


Pelajaran :
1.      Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah e.
2.      Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3.      Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4.      Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5.      Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6.      Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7.      Wajib mengikuti Rasulullah e, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8.      Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.

Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah
2. Bertakwa sebatas kemampuan
3. Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber kehancuran


الحـديث العاشر
HADITS KESEPULUH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى :  ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .                                  [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات
يقبل            : Menerima
يطيل        : Panjang / jauh
أشعث         : Kumal
أغبر         : Berdebu / dekil
يَمُدّ  : Memanjangkan/ mengangkat
فأَنَّى  : Maka dari mana/ bagaimana
Terjemah hadits /  ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah e bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.                                               (Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1.      Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2.      Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3.      Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4.      Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5.      Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6.      Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.      Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8.      Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9.      Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10.  Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah
2. Mengkonsumsi yang halal
3. Meratap dalam berdo’a

الحـديث الثالث عشر

HADITS KETIGA BELAS


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى  اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ                                   [رواه البخاري ومسلم]

Kosa kata / مفردات :
يحب               : Mencintai
(لـ)نفس(ـه) : (untuk) diri-(nya)

Terjemah hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah e dari Rasulullah e, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.                                   (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2.      Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman.
3.      Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
4.      Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.      Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri
2.      Ukhuwwah Islamiah


الحديث الخامس عشر
HADITS KELIMA BELAS

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ .                                          [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات  :
(لـِ)يَصْمُتْ    : (hendaklah) dia diam
يُكْرِم       : memuliakan
جار(ه)            : tetangga-(nya)
ضَيْفَـ(هُ)   : tamu-(nya)

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah e bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya                 (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Pelajaran :
1.      Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2.      Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3.      Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4.      Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5.      Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6.      Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7.      Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta tidak menyakitinya.
8.      Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar.
9.      Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam.
10.  Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.

Tema hadits :
1. Iman dan pengaruhnya dalam prilaku keseharian
2. Menjaga perkataan
3. Hubungan baik dengan tetangga
4. Sikap mulia terhadap tamu



الحـديث السادس عشر
HADITS KEENAM BELAS

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ  [رواه البخاري]


Kosa kata / مفردات :
أَوْصِـ(نِي)  : nasihatilah
                (saya)
لا       : Jangan
ردّد     : mengulanginya
تغضب       : (engkau) marah
مراراً    : berkali-kali

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
            Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah       ) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi )

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.
2.      Larangan marah.
3.      Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.

Tema hadits / موضوعات الحديث :
1.      Meninggalkan sifat pemarah




الحــديث السابع عشر
HADITS KETUJUH BELAS

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ .                                                         [رواه مسلم]

Kosa kata / مفردات :
الإحسان              : berlaku baik
قتلـ(ـتم)    : (kalian) membunuh
القتلة          : cara membunuh
ذبحـ(ـتم)   : (kalian) menyembelih
الذبحة          : cara menyembelih
يحد         : mengasah/ menajamkan
شفرتـ(ـه)     : pisau- (nya) / alat
يرح         : senangilah
                    menyembelih
ذبيحتـ(ـه): hewan sembelihan(nya)
Terjemah hadits / ترحمة الحديث  :
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث  :
1.      Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.
2.      Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.
3.      Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.Profesionalisme
2.Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk (ihsan)


الحــديث الثامن عشر
HADITS KEDELAPAN BELAS

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
 [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

Kosa kata / مفردات :
اتَّقِ (الله)   : Bertakwalah (kepada
حيثما     : Dimana saja
                Allah)
السيئة     : keburukan
أتبع        : Ikutialh
خالق     : pergaulilah
تمحـ(ها)  : menghapus-(nya)
(بـ)خُلُق  : (dengan) akhlak

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Tirmidzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
2.      Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
3.      Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4.      Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu
2. Akhlak mulia


الحـديث الخامس والعشرون

HADITS KEDUAPULUH LIMA


عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى   الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا  : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .        
[رواه مسلم]

Kosa kata / مفردات :
الدثور bentuk jamak dari دثر : harta
الأجور : jamak dari الأجر : pahala
yang banyak
وزر : dosa
فضول : sesuatu yang berlebih
بضع : kemaluan (maksudnya
         adalah: jima’)


Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam [1]) berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih [2]) merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian[3]) merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.
(Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta menenangkan perasaan.
2.      Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3.      Luasnya keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4.      Semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5.      Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat saleh.
6.      Anjuran untuk meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7.      Didalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.

Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan orang lain
2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas
3. Mencari yang halal dan menjauhkan yang haram 
4.Menggunakan sesuatu sesuai yang telah ditetapkan





الحــديث السادس والعشرون

HADITS KEDUAPULUH ENAM


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . [رواه البخاري ومسلم]

Kosa kata / مفردات :
سلامَى        : tulang pada telapak
تعدل    : berlaku adil, mendamaikan
tangan dan jari-jari  (yang dimak-
ترفع    : mengangkat
sud adalah semua anggota  tubuh)
خطوة   : langkah
تعين           : menolong
الأذى   : gangguan, rintangan
متاعـ(ـه)  : harta benda (nya)
تميط    : menyingkirkan, menghilangkna

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan  lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث  :
1.      Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
2.      Allah telah menjadikan  -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota badan untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3.      Temasuk sedekah adalah : Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.
4.      Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5.      Anjuran untuk mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat.
6.      Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
7.      Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث  :
1. Menolong sesama manusia
2. Menjaga kepentingan bersama
3. Perkataan yang baik


الحـديث السابع والعشرون

HADITS KEDUAPULUH TUJUH


عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ "
[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]

Kosa kata / مفردات  :
البـر      : Kebaikan
الإثـم    : Dosa
حاك       : Mengganggu
يطَّلِع      : Diketahui, diselidiki

Terjemah hadits / ترجمة الحديث  : 
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “ Riwayat Muslim. Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.
(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau hal itu diketahui orang lain.
2.      Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan hal tersebut pada dirinya .
3.      Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang sangat besar.
4.      Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan perbuatan haram.
5.      Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang paling dekat dengan ketakwaan dan kewara’an dalam agama.
6.      Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam  ketika menyampaikan sesuatu kepada para shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka.
7.      Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama yang bersifat internal dalam hati orang beriman dan meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1. Kebenaran melahirkan ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28
2. Hati-hati dalam memberi fatwa          : 17 : 36
3. Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan :




الحــديث التاسع والعشرون

HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN


عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ   عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ  بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ  الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ   اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ-  يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ  يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ  عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ   يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / مفردات :
يسير : Mudah
جُنَّة : Tameng, pelindung
تطفئ        : Memadamkan
جوف الليل : Pertengahan malam
تتجافى      : jauh.
جنوبـ(هم) : jamak dari جنب :
مضاجع jamak dari مضجع : tempat
                 Pinggang
 berbaring, tempat tidur
عمود      : tiang
ذروة        : Puncak
سنام        : Punuk onta
ملاك        : kunci semuanya
كُفَّ         : Tahanlah
يكب             : Dimasukkan
مناخر(هم) : jamak dari منخر :
حصائد       : jamak dari      حصيدة :
hidung
                  panen, buah, akibat      
ألسنة jamak dari لسان :

Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan  dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
2.      Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam  “Tidak masuk syurga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3.      Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
4.      Shalat sunnah setelah  shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
5.      Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.        Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka      
2.    Allah memudahkan setiap upaya kebaikan
3.    Qiyamullail
4.    Keutamaan Jihad
5.    Menjaga lisan


الحـديث الخامس والثلاثون

HADITS KETIGAPULUH LIMA


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ                    [رواه مسلم]

Kosa kata / مفردات :
 تحاسدوا : (kalian) saling dengki
تناجشوا : (kalian) saling menipu
تباغضوا : (kalian) saling membenci
تدابروا : (kalian) saling memu-tuskan hubungan
يبع (يبيع) : menjual
يخذلـ(ـه) : Merendahkan-(nya)
يحقر(ه) : Menghina-(nya)
صدر(ه) : dada (nya)
بحسب : Cukup


Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. . Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “  (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.      Larangan untuk saling dengki .
2.      Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3.      Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena Allah ta’ala.
4.      Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
5.      Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
6.      Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang.
7.      Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.      Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis
2.      Realisasi ukhuwah Islamiyah
3.      Barometer kehidupan; Taqwa
4.      Dihormatinya hak dan martabat seorang muslim


الحديث السابع والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH TUJUH

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ  ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً "
 [رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]

Kosa kata / مفردات :
بيَّـن : Menjelaskan
همَّ  : Menjelaskan
ضعف (أضعاف) : Kelipatan
سئية : Keburukan

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.
(Riwayat Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).

Pelajaran.
1.      Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas.
2.      Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa menunaikannya.
3.      Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.
4.      Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5.      Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.

Tema hadits / موضوعات الحديث :
Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan



1. Yang dimaksud dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam yang fakir dari kalangan Muhajirin.
2. Tashbih adalah ucapan Shubhanallah.
3. Maksudnya adalah melakukan jima dengan istri.


BAB III
PENUTUP
A.                         Kesimpulan
·        Hadits ke 9 : patuh kepada Rosululloh , bertaqwa sebatas kemampuan , bertikai sumber kehancuran.
·        Hadits ke 10 : mempersembahkan yang terbaik kepada Allah , mengkonsumsi yang halal , meratap dalam do’a.
·        Hadits ke 13 : menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri , ukhuwah islamiyah.
·        Hadits ke 15 : iman dan pengaruhnya dalam perilaku seharian , menjaga perkataan , hubungan baik dengan tetangga , sikap mulia terhadap tamu.
·        Hadits ke 16 : meninggalkan sifat pemarah.
·        Hadits ke 17 : profesionalisme , berbuat baik pada seluruh makhluk.
·        Hadits ke 18 : taqwa bekal disetiap tempat dan waktu , akhlak mulia.
·        Hadits ke 25 : iri terhadap kebaikan orang lain , mencari yang halal dan menjauhkan yang haram , menggunakan sesuatu sesuai yang telah ditetapkan.
·        Hadits ke 26 : menolong sesama manusia , menjaga kepentingan bersama , perkataan yang baik.
·        Hadits ke 27 : kebenaran melahirkan kebenaran jiwa , hati-hati dalam memberi fatwa , hati yang sehat sensitif terhadap keburukan.
·        Hadits ke 29 : menjaga lisan.
·        Hadits ke 35 : menciptakan pergaulan yang harmonis , realisasi ukhuwah islamiyah , takwa barometer kehidupan , dihormatinya hak dan martabat seorang muslim.
·        Hadits ke 37 : anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan.
B.           Saran
Hadirnya makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharap keritik dan saran dari semua pembaca makalah ini, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan ini,  sehingga  untuk selanjutnya kita bisa memperbaikinya.


DAFTAR PUSTAKA
Rasyidin, MA. Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat pers: Jakarta: 2005.
Arif Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Ciputat Pers.Jakarta 2002.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ). Pustaka Setia, Jakarta : 1995.
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.Logos Wacana Ilmu.Jakarta : 2001.
 H.R Imam Bukhori dan Muslim.
 H.R Imam Bukhori dan Muslim.
 Imam Bukhori.
 Arbain Nawawi

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
baron, Nganjuk/jawa timur, Indonesia
blogger ini dibuat untuk meningkatkan Dzikir Fikir Amal Shaleh