BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sosiologi pendidikan
Islam merupakan mata kuliah yang diberikan pada perguruan tinggi Islam negri dan perguruan tinggi Islam swasta. Tujuan
mempelajarisosiologi pendidikan Islam agar mahasiswa mampu memahami prinsip
sosiologi pendidikan Islam dan mampu mengenali dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan Islam atas dasar prinsip tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam kependidikan Islam,
penggalian dan pembahasan tentang kependidikan ataupun pemikiran-pemikiran
yangrelevan yang dihasilakan oleh para pemikir muslim masih sedikit dilakukan
parasarjana Indonesia. Tentu saja para pemikir di luar Indonesia, kajian seperti
inisudah banyak dilakukan. Beberapa karya yang tersedia yang sudah
semula berbahasa Arab sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Kajian-kajian
pendidikan Islam seperti sosiologi pendidikan Islam belumlahtergarap secara
serius dan keseluruhan. Kajian-kajian yang dilakukan berkenaandengan pendidikan Islam masih relatif sedikit apabila
dibandingkan dengankajian-kajian dalam bidang pemikiaran Islam.Diharapkan
apresiasi serta turut masyarakat muslim terhadap pendidikan Islamsemakin banyak, sehingga
kajian yang relatif sedikit itu dapat dipahami dandapat tumbuh berkembang
sebagaimana yang diharapkan oleh dunia pendidikanIslam di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana posisi pendidikan Islam dalam agama?
2.
Apa hubungan antara pendidikan Islam dengan mental spiritual?
3.
Apa fungsi pendidikan Islam baik secara ideologis, sosial, politis, dan
kultural?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Posisi Pendidikan Islam dalam Agama
Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam sangat
berhubungan erat dengan agama Islam itu sendiri,lengkap dengan akidah, syariat,
dan sistem kehidupannya. Keduanya ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas
dua jalur seimbang, baik dari segi tujuan maupun rambu-rambunya yang
disyariatkan bagi hamba Allah yang membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah,
serta akhlak untuk menmpuh perjalanan hidup.
Hubungan antara pendidikan Islam dan agama
Islam dapat digambarkan dalam pokok-pokok sebagai berikut:
a. Agama Islam menyerukan manusia agar
beriman dan bertakwa. Pendidikan
Islam berupaya menanamkan
ketakwaan itu dan mengembangkannya agar bertambah terus sejalan dengan
pertambahan ilmu.
b. Agama Islam menekankan pentingnya ilmu
pengetahuan dan menyeru manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah. Sementara
dalam pendidikan Islam, dibangun di atas ilmu dan pengetahuan guna mengembangkan
manusia, baik pengetahauan, ketermapilan, maupun arah tujuannya.
c. Agama Islam menekankan amal saleh dan
menetapkan bahwa iman selalu diwujudkan dengan amal saleh tersebut. Sedangkan
dalam pendidikan Islam menekankan
pentingnya belajar. Islam memandang
pendidikan sebagai proses yang terkait dengan upaya mempersiapkan manusia untuk
mampu memikul taklif sebagai khalifah
Allah di muka bumi. Untuk maksud tersebut, manusia diciptakan lengkap dengan
potensinya berupa akal dan kemampuan belajar. Dalam tahap selanjutnya, Allah mengutus para rasul
setelah Adam as. kepada umat manusia untuk membimbing mereka dari kondisi yang
serba tidak berperadaban menjadi berperadaban melalui al-Kitab, al-Hikmah, dan
pendidikan.
Diletakkannya
perintah membaca dalam ayat-ayat permulaan diturunkannya AlQur’an, membuktikan
betapa peran membaca begitu urgen dalam upaya persiapankekhalifahan manusia di
muka bumi.
Dalam sunnah
Rasulullah pun, selalu memberikan komitmen dan perhatian besar terhadap
pendidikan. Fakta yang terbesar dapat dilihat dengan terangkatnya bangsa Arab
kepada tingkat peradaban yang lebih tinggi serta memperkenalkan sendi-sendi di
bidang pendidikan yang saat itu masih memprihatinkan. Situasi seperti itu dapat
dilihat ketika tawanan perang Badar, oleh Rasulullah diwajibkan untuk
mengajarkan cara menulis kepada anak-anak Madinah sebagai tebusan bagi
pembebasan mereka. Tindakan Nabi ini diperkuat dengan sabdanya:
اطلبوا العلم من المهد الى اللحد
“Carilah
ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”.
Pada sisi lain,
persoalan pendidikan merupakan faktor penentu bagi perkembangan umat. Ia
menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan sebab sampai saat ini masyarakat
muslim sangat terbelakang di bidang pendidikan. Dengan demikian salah satu
target yang harus diusahakan semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan
pendidikan bagi umat Islam melalui cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan
motif ajaran Islam sehingga tidak salah arah dengan pelaksanaan pendidikan ala
Barat. Untuk menyikapinya diperlukan penyusunan sistem pendidikan yang berakar
pada nilai-nilai, prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan Islam.
Penurunan moral
pada generasi muda, khususnya dalam konteks generasi muda di perkotaan,
menggambarkan bahwa sistem pendidikan sekuler tidak mencapai tingkat yang
memuaskan pada pembinaan moral generasi muda. Dari titik ini pula pada tingkat
pendidikan formal daerah perkotaaan merupakan basis ilmu tempat anak didik mendapatkan pendidikan terutama
pendidikan perguruan tinggi. Sementara dalam kurikulum pendidikan umum yang
diajarkan di sekolah-sekolah, materi pendidikan lebih ditekankan pada
penguasaan ilmu duniawi dengan tidak begitu memperhatikan nilai pengajaran
agama, kecuali sekolah yang berorientasi keagamaan.
Oleh sebab itu, sebagian orang tua, pendidik,
dan anggota masyarakat Indonesia banyak mengeluhkan dan mewaspadai bahwa muatan
pendidikan agama tidak begitu mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah.
Meskipun secara umum, tujuan pemerintah Indonesia adalah untuk menciptakan
pembangunan seimbang antara unsur material dan unsur spiritual, tetapi
tampaknya pemerintah lebih memberikan perhatian yang besar terhadap tujuan yang
bersifat materiil. Implikasinya, ada usaha-usaha untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional
terutama dalam mempertimbangkan kembali peranan pendidikan tradisional Islam,
yaitu pesantren, yang kaya dengan pendidikan moral dan spiritual.
B. Hubungan Pendidikan Islam Dan
Masyarakat
Hubungan pendidikan Islam dengan masyarakat dapat diartikan sebagai proses
komunikasi antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat untukmembentuk
pengertian dan kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan, sehingga
keduanya terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memajukan
lembaga pendidikan Islam (Bafadal, 2003). Pengertian yang memiliki kesamaan
juga dikemukakan oleh Leslie bahwa:
School public relations is a
process of communication between the school and community for purpose of
increasing citizen understanding of educational needs and pratices encouraging
intelegent citizen interest and cooperation in the work of improving the school
(Leslie Hymes, 1989).
Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa hubungan lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat dapat
berupa komunikasi dari lembaga pendidikan Islam kepada masyarakat, atau
sebaliknya dari masyarakat kepada lembaga Islam. Hubungan masyarakat adalah
kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan,
penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat
umumnya(Abdurrahman, 2003). Menurut Suryo Subroto yang menyadur pendapat Hooftman,
bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah untuk mengembangkan opini publik yang
positif terhadap sesuatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang
lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan
mereka, sehingga denagn demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu,
pendapat-pendapat dan saran-saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu
harus diperhatikan dan dihargai(Suryosubroto, 2004).
Dengan demikian tampak jelas
bahwa lembaga pendidikan tidak bisa berdiri sendiridalam membina dan
mengembangkan pendidikan, tetapi harus selalu menjalin hubungan secara terbuka
dan bekerja sama dengan semua pemerhati pendidikan(stakeholders). Sebab esensinya
masyarakat juga berperan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan (Depag,,2003). Bahkan masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan( Depag,
2003).
C. Fungsi Pendidikan Islam
1. Fungsi
Ideologis Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan
Islam sebagai alat untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi
untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Fungsi Sosial Pendidikan Islam
Yaitu
pendidikan Islam sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik serta lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Fungsi Kultural Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan
Islam sebagai sarana untuk menyalurkan bakat anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga menjadi benih-benih budaya yang dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan orang lain.
4.
Fungsi Politis Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan
Islam sebagai alat untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya
menuju manusia seutuhnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Mengenai posisi pendidikan Islam dalam agama, perlu diketahui bahwa
pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan agama Islam itu sendiri,
lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem kehidupannya.
2.
Berkaitan dengan hubungan pendidikan islam dan masyarakat, tampak jelas bahwa lembaga pendidikan tidak bisa berdiri sendiridalam
membina dan mengembangkan pendidikan, tetapi harus selalu menjalin hubungan
secara terbuka dan bekerja sama dengan semua pemerhati pendidikan(stakeholders) dari semua lapisan
masyarakat. . Sebab esensinya masyarakat
juga berperan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
3.
Fungsi pendidikan islam
a.
Fungsi Ideologis Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan Islam sebagai alat
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada
Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b.
Fungsi Sosial Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan Islam sebagai
sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun
lingkungan non fisik serta lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
c. Fungsi Kultural Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan Islam sebagai
sarana untuk menyalurkan bakat anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga
menjadi benih-benih budaya yang dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
orang lain.
d. Fungsi Politis Pendidikan Islam
Yaitu pendidikan Islam sebagai alat
untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang
dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, H.Ary. Sosiologi
Pendidikan; Sustu Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta.
M. Danial Alwi. www. Peran dan posisi pendidikan Islam di Indonesia. com.
Diakses tanggal 18 September 2012.
H. Sagaf S. Pettalongi. www. Membangun dan mengembangkan hubungan
masyarakat dalam lembaga Pendidikan Islam. com. Diakses tanggal 19 september
2012.
ini source nya darimana? bisa dicantumin referensinya ga?
BalasHapus